Sabtu, 11 Juli 2015

Perbedaan PSAK 24 “ IMBALAN KERJA”, Sebelum dan Sesudah Penerapan IFRS

A. PSAK 24 Imbalan Kerja
Imbalan kerja (employee benefits) adalah seluruh bentuk imbalan yang diberikan suatu entitas dalam pertukaran atas jasa yang diberikan oleh pekerja atau untuk pemutusan kontrak kerja. Secara umum PSAK 24 adalah mengatur pernyataan akuntansi tentang imbalan kerja di perusahaan. Latar belakang Penerapan PSAK 24 tentang Imbalan Kerja adalah: Undang-Undang Ketenagakerjaan (UUK) Nomor 13 Tahun 2003 mengatur secara umum mengenai tatacara pemberian imbalan-imbalan di perusahaan, mulai dari imbalan istirahat panjang sampai dengan imbalan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).
Dilihat dari jenis imbalan kerja yang termasuk kedalam definisi imbalan kerja di PSAK-24 adalah sebagai berikut:
1. Imbalan Kerja Jangka Pendek, Yaitu imbalan kerja yang jatuh temponya kurang dari 12 bulan. Contoh dari Imbalan Kerja Jangka Pendek ini adalah; Gaji, iuran Jaminan Sosial, cuti tahunan, cuti sakit, bagi laba dan bonus (jika terutang dalam waktu 12 bulan pada periode akhir pelaporan), dan imbalan yang tidak berbentuk uang (imbalan kesehatan, rumah, mobil, barang dan jasa yang diberikan secara cuma-cuma atau memalui subsidi).
2. Imbalan Pasca Kerja, Yaitu imbalan kerja yang diterima pekerja setelah pekerja sudah tidak aktif lagi bekerja. Contoh dari Imbalan Pasca Kerja ini adalah : Imbalan Pensiun, Imbalan asuransi jiwa pasca kerja, imbalan kesehatan pasca kerja. Jika dikaitkan dengan penjelasan diawal tulisan ini, imbalan pasca kerja yang tercantum di perundangan ketenagakerjaan adalah; Imbalan Pensiun, Meninggal Dunia, Disability/cacat/medical unfit dan mengundurkan diri.
3. Imbalan Kerja Jangka Panjang, Yaitu imbalan kerja yang jatuh temponya lebih dari 12 bulan. Contoh dari Imbalan Jangka Panjang ini adalah: Cuti besar/cuti panjang, penghargaan masa kerja (jubilee) berupa sejumlah uang atau berupa pin/cincin terbuat dari emas dan lain-lain.
4. Imbalan Pemutusan Kontrak Kerja (PKK), Yaitu imbalan kerja yang diberikan karena perusahan berkomitmen untuk: (1) Memberhentikan seorang atau lebih pekerja sebelum mencapai usia pensiun normal, atau (2) Menawarkan pesangon PHK untuk pekerja yang menerima penawaran pengunduran diri secara sukarela (golden shake hand). Imbalan ini dimasukan kedalam pernyataan PSAK-24, jika dan hanya jika perusahaan sudah memiliki rencana secara jelas dan detail untuk melakukan PKK dan kecil kemungkinan untuk membatalkannya.

Salah satu ketentuan di UUK adalah mengenai imbalan pasca kerja, yaitu imbalan yang harus diberikan perusahaan kepada karyawan ketika karyawan sudah berhenti bekerja (pasca kerja = setelah kerja). Imbalan-imbalan Pasca Kerja tersebut secara akuntansi harus di cadangkan dari saat ini, karena imbalan-imbalan pasca kerja tersebut termasuk ke dalam salah satu konsep akutansi yaitu accrual basis. Ada 4 (empat) imbalan pasca kerja yang dihitung untuk di cadangkan dalam PSAK-24, yaitu:
1. Imbalan Pasca Kerja Karena Karyawan Pensiun
2. Imbalan Pasca Kerja Karena Karyawan Sakit Berkepanjangan/Cacat
3. Imbalan Pasca Kerja Karena Karyawan Meninggal Dunia
4. Imbalan Pasca Kerja Karena Karyawan Mengundurkan Diri
Keempat imbalan kerja di atas harus dihitung oleh perusahaan, karena ke-empat imbalan kerja tersebut termasuk dalam prinsip akutansi imbalan kerja yaitu on going concern(berkelanjutan).

Pada bulan Desember 2013 yang lalu, Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK) Ikatan Akuntan Indonesia telah mengesahkan PSAK 24 (Revisi 2013). Pernyataan ini menggantikan PSAK 24 (2010) : Imbalan Kerja.PSAK 24 Revisi 2013 ini mengadopsi IAS 19 Revisi 2011 dan akan diterapkan untuk periode tahun buku yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2015. Adapun perbedaan terbesar dengan PSAK 24 (2010) adalah :
1. Pengukuran dan Asumsi : Tidak ada perubahan signifikan, tetapi asumsi diatur dengan lebih detil.
2. Pengakuan : Tidak ada lagi komponen perubahan Nilai Kini Kewajiban yang boleh diamortisasi atau ditangguhkan pengakuannya.
3. Penyajian : Restrukturisasi komponen Beban.
4. Pengungkapan yang lebih kompleks.

• Pada PSAK 24 Revisi 2010, masih terdapat dua komponen perubahan Nilai Kini Kewajiban yang (boleh) diamortisasi atau ditangguhkan pengakuannya dimana pada PSAK 24 Revisi 2013 sudah tidak diperbolehkan.

Pada PSAK 24 (2013), komponen beban dibagi menjadi tiga bagian besar yaitu :
• Biaya Jasa (Service Cost)
• Bunga Neto atas Liabilitas (aset) imbalan pasti neto (Net Interest Income / Expense)
• Ukuran kembali dari liabilitas (aset) imbalan pasti neto (Reasurement)
Komponen-komponen beban pada versi PSAK 24 (2010) (misalnya Biaya Jasa Kini, Keuntungan/Kerugian Aktuaria, etc) akan dimasukkan ke dalam 3 bagian besar tersebut dan terdapat komponen biaya yang dilebur (misal Biaya Jasa Lalu dan Dampak kurtailmen, atau Biaya bunga dengan Hasil yang diharapkan dari aset program). Biaya Jasa dan Bunga Neto diakui seluruhnya pada Laba Rugi.

C. Dampak Penerapan Revisi PSAK 24 (2013)

   ​Dampak penerapan dapat dilihat dalam komponen “Biaya yang masih harus diakui/Unrecognized” dalam angka kewajiban, yaitu terdiri dari Biaya Jasa Lalu yang belum diakui (Unrecognized Past Service Cost) dan Keuntungan/ kerugian actuarial yang belum diakui (Unrecognized Actuarial Gain Loss). Pada saat menerapkan PSAK 24 (2013), maka komponen ini harus dikeluarkan dari angka kewajiban, sehingga angka kewajiban akan menjadi net antara Nilai Kini Kewajiban dikurangi Nilai Wajar Aset Program (jika ada).

D.  Basis Akrual (accrual basis) dan Kelangsungan Usaha (Going Concern)

Ada dua konsep dasar yang disebut secara spesifikasi dalam rerangka konseptual IASC, antara lain :

a. Basis Akrual (accrual basis) Konsep ini menyatakan bahwa dalam menentukan laba  periodic dan posisi keuangan suatu unit usaha , akuntansi mendasarkan diri pada pengukuran dan  penandingan secara ekonomik pendapatan dan biaya  bukannya perbandingan biaya atas dasar kas masuk dan kas keluar (asas tunai).
Accrual basis, yang merupakan turunan dari accrual principle (prinsip akrual), merupakan metode dimana transaksi akuntansi dicatat pada saat transaksi terjadi, bukan pada saat terjadinya arus kas.
Pada accrual basis, pendapatan diakui pada saat terjadi penjualan (sebelum kas diterima), dan biaya dicatat pada saat dikonsumsi (sebelum kas keluar )
b. Kelangsungan Usaha (Going Concern) Dalam konsep ini menjelaskan bahwa perusahaan akan terus berlanjut samapai waktu yang tidak ditentukan. Implikasi dari asumsi ini pada keadaan luar biasa, nilai laporan likuidasi untuk asset dan ekuitas adalah “pelanggaran” atas konsep ini. Hal ini disebabkan konsep kelangsungan usaha mengasumsikan bahwa  perusahaan akan mampu mempertahankan kegiatan usahanya dalam jangka panjang dan tidak untuk dilikuidasi dalam jangka pendek. Oleh karenanya penyajian aktiva dalam laporan keuangan harus berdasarkan harga historis atau harga perolehannya

Sumber :
http://keuanganlsm.com/psak-24-mengenai-imbalan-kerja/
https://staff.blog.ui.ac.id/martani/files/2011/04/ED_PSAK_24_2013-2013-JULI-23.pdf
https://daholi4tengku.files.wordpress.com/2011/07/perbandingan-antara-ifrs-dengan-psak-qv1.pdf
https://planetakuntansi.wordpress.com/category/teori-akuntansi/
http://www.academia.edu/5467876/TUGAS_TEORI_AKUNTANSI_Konsep_dasar
http://akuntansi354.blogspot.com/2013/02/asumsi-dasar-penyusunan-laporan-keuangan.html

Akuntansi Internasional dipandang dari Sudut Pandang Sejarah dan Sudut Pandang Kontemporer

Akuntansi merupakan salah satu cabang ilmu ekonomi yang menjadi penggerak ekonomi dalam masyarakat. Akuntansi menyediakan informasi melalui beberapa proses seperti pengukuran, pengungkapan dan pemeriksaaan yang berkenaan dengan aktivitas ekonomi yang dapat menghasilkan informasi secara andal. Akuntansi sudah dikenal secara internasional hingga beberapa negara memiliki peraturan sendiri untuk mengatur perlakuan akuntansi itu menjadi sistem yang sah dimata duniadan agar tidak ada penyimpangan.
Pemahaman terhadap dimensi internasional tersebut merupakan suatu yang penting bagi mereka yang ingin mengelola usaha dengan melintasi batas-batas negara. tidak adanya sekat antarnegara membuat kemudahan bagi pengelola bisnis, selain itu kebergantungan pemasok internasional yang menuntut untuk menekan biaya produksi dan berupaya untuk selali bersaing secara global.
Akuntansi Internasional didefinisikan sebagai akuntansi untuk transaksi internasional, perbandingdan prinsip di negara-negara yang berbeda dan harmonisasi berbagai Standar akuntansi. Peningkatan perdagangan internasional bisa memfasilitasi perluasan pergerakan barang dan jasa serta meningkatkan efisien penggunaan sumber-sumber ekonomi. Beberapa karakteristik era ekonomi global:
a) Bisnis internasional
b) Hilangnya batasan-batasan antarnegara
c) Ketergantungan pada perdagangan internasional
            Di era globalisasi yang sangat cepat dengan kemajuan teknologi, aktivitas pasar modal pun dituntut untuk setara dalam memberi kemampuan menghasilkan informasi. Akuntansi adlaah hal yang dilihat dalam memainkan peran untuk menghasilkan informasi, yang berguna bagi pihak internal maupun pohak eksternal. Tujuan dari akuntansi adalah menyediakan informasi yang dapat digunakan oleh pengambil keputusan dalam mengambil keputusan ekonomi. akuntansi internasional mempunyai peran yang sangat kompleks, dimana ruang lingkup pelaporannya ialah perusahaan yang multinasional dengan operasi dan transaksi lintas negara dengan kewajiban pelaporannya terhadapu pengguna pelaporan lain.
Iqbal, Melcher dan Elmallah (1997:18) mendefinisikan akuntansi internasional sebagai akuntansi untuk transaksi antar negara, pembandingan prinsip-prinsip akuntansi di negara-negara yang berlainan dan harmonisasi standar akuntansi di seluruh dunia. Akuntansi harus berkembang agar mampu memberikan informasi yang diperlukan dalam pengambilan keputusan di perusahaan pada setiap perubahan lingkungan bisnis. Berikut ini karakteristik era ekonomi global:
a) Bisnis internasional.
b) Hilangnya batasan-batasan antar negara era ekonomi global sering sulit untuk mengindentifikasi negara asal suatu produk atau perusahaan, hal ini terjadi pada perusahaan multinasional.
c) Ketergantungan pada perdagangan internasional
Sejarah akuntansi merupakan sejarah internasional. Kronologi berikuk ini menunjukkan bahwa akuntansi telah meraih keberhasilan besar dalam kemampuanya untuk diterapkan dari satu kondisi ke kondisi lainnya sementara di pihak lain memungkinkan timbulnya pengembangan teres-menerus dalam bidang teori dan praktik di seluruh dunla. Sebagai permulaan, sistem pembukuan berpasangan (doithfe-entru Lookkreping), yang umumnya dianggap sebagai awal penciptaaa akuntansi seperti yang kita ketahui selama ini, berawal dari negam-negah kota di Italia pada abad ke-14 dan 15.
Perkernbangannya didorong oleh pertumbuhan perdagangan intemasional di Italia Utara selama masa akhir abad pertengahan dan keinginan pemerintah untuk menemukan cara dalam mengenakan pajak terhadap transaksi komersial. ”Pembukuan Italia” kemudian berilih ke Jerman untuk membantu para pedagang pada zaman Fugger dan Kelompok Hanseatik.
Pada waktu yang hampir bersamaan, para filsuf hitvis di Belanda mempertajam cara menghitung pendapatan periodik dan aparat pemerintah di Prancis menemukan keuntungan menerapkan keseluruhan sistem dalam perencanaan dan akuntabilitas pemerintah. Perkembangan Inggris Raya menciptakan kebutuhan yang tak terelakkan lagi bagi kepentingan komersial Inggris untuk mengelola dan mengendalikan perusahaan di daerah koloni, dan untuk pencatatan perusahaan kolonial mereka yang akan diperiksa ulang dan diverifikasi.
Kebutuhan-kebutuhan ini menyebabkan tumbuhnya masyarakat akuntansi pada tahun 1850-an dan suatu profesi akuntansi publik yang terorganisasi di Skotlandia dan Inggris selama tahun 1870-an. Paktik akuntansi laggris memyebar luas tidak hanya di seluruh Amerika Utara, tetapi juga di seluruh wilayah Persemakmuran Inggris yang ada waktu itu.
SUDUT PANDANG SEJARAH
1. Double entry bookkeeping (lucapacioli) Italia (selanjutnya ke persemakmuran Inggris termasuk AS)
2. Model Akuntansi Belanda àdiimpor ke Indonesia
3. Perkembangan Akuntansi didukung oleh adanya pendidikan (munculnya sekolah bisnis)
4. Seiring perubahan jaman dan perkembangan hubungan internasional, kerumitan akuntansi semakin menjadi
Sejarah akuntansi merupakan sejarah internasional. Kronologi berikut ini menunjukkan bahwa akuntansi telah meraih keberhasilan besar dalam kemampuannya untuk diterapkan dari satu kondisi nasional ke kondisi lainnya sementara di pihak lain memungkinkan timbulnya pengembangan terus-menerus dalam bidang teori dan praktek di seluruh dunia.
Seiring dengan kekuatan ekonomi Amerika Serikat yang tumbuh selama paruh pertama abad ke-20, kerumitan masalah-masalah akuntansi muncul secara bersamaan pula. Sekolah-sekolah bisnis membantu perkembangan tersebut dengan meneruskan bidang-bidang masalah dan pada akhirnya mengakuinya sebagai suatu disiplin ilmu akademik sendiri pada berbagai sekolah tinggi dan universitas. Setelah Perang Dunia II, pengaruh akuntansi semakin terasa dengan sendirinya pada Dunia Barat, khususnya di Jerman dan Jepang. Pada tingkatan yang agak kurang, faktor yang sama juga dapat dilihat secara langsung di Negara-negara seperti Brasil, Israel, Meksiko, Philipina, Swedia dan Taiwan.
Berkebalikan dengan sifat warisan akuntansi yang internasional tersebut adalah bahwa di banyak Negara, akuntansi tetap merupakan masalah nasional, dengan standar dan praktik nasional yang melekat sangat erat dengan hukum nasional dan aturan profesional. Hanya terdapat sedikit pemahaman atas ketentuan yang sejenis dengan Negara lain. Namun demikian, akuntansi melayani manusia dan organisasi yang lingkup keputusannya semakin internasional.
Mengatasi paradoks sejarah akuntansi ini telah lama menjadi perhatian baik bagi para pengguna maupun penyusun informasi akuntansi. Dalam tahun-tahun terakhir, usaha-usaha institusi untuk mempersempit perbedaan dalam pengukuran, pengungkapan dan proses auditing di seluruh dunia semakin intensif dilakukan.
SUDUT PANDANG KONTEMPORER
1. Adanya usaha mengurangi perbedaan akuntansi internasional
2. Pengendalian Modal
3. Valuta Asing
4. Investasi asing langsung
5. Liberalisasi transaksi
6. Privatisasi perusahaan pemerintah (untuk pengurangan pengendalian valas dan pembatasan investasi lintas batas)
7. Kemajuan dalam teknologi informasi
Apabila usaha-usaha mengurangi perbedaan akuntansi internasional merupakan sesuatu yang penting di satu sisi, sekarang ini terdapat sejumlah faktor tambahan yang turut menambah pentingnya mempelajari akuntansi internasional. Faktor-faktor ini tumbuh dari pengurangan yang signifikan dan terus-menerus hambatan perdagangan dan pengendalian modal secara nasional yang terjadi bersamaan dengan kemajuan dalam teknologi informasi.
Pengendalian nasional terhadap arus modal, valuta asing, investasi asing langsung, dan transaksi terkait telah diliberalisasikan secara dramatis dalam beberapa tahun terakhir, sehingga mengurangi hambatan-hambatan terhadap bisnis internasional.
Kemajuan dalam teknologi informasi juga menyebabkan perubahan radikal dalam ekonomi produksi dan distribusi. Produksi yang terintegrasi secara vertical tidak lagi menjadi bukti model operasibyang efisien. Hubungan informasi, secara global dan seketika memberi makna bahwa produksi semakin dialihkontrakkan kepada siapa saja dengan ukuran apa pun dimana saja di dunia yang memiliki kemampuan terbaik dalam melakukan suatu pekerjaan atau suatu bagian dari pekerjaan tersebut. Hubungan wajar timbale-balik yang menjadi karakter hubunngan perusahaan dengan pemasok, perantara dengan pelanggan mereka digantikan dengan hubungan kerja sama global dengan pemasok, pemasok dari pemasok, perantara, pelanggan, dan pelanggan dari pelanggan.
Sekarang ini terdapat sejumlah faktor tambahan yang turut menambah pentingnya mempelajari akuntansi internasional. faktor-faktor ini tumbuh dari pengurangan yang signifikan dan terus-menerus hambatan perdagangan dan pengendalian modal secara nasional yang terjadi bersamaan dengan kemajuan dalam teknologi informasi.
Pengendlian nasional terhadap arus modal, valuta asing, investasi asing langsung, dan transaksi terkait telah diliberalisasikan secara dramatis dalam beberapa tahun terakhir, sehingga mengurangi hambatan-hambatan terhadap bisnis internasional. Kemajuan dalam teknologi informasi juga menyebabkan perubahan radikal dalam ekonomi produksi dan distribusi.
PERTUMBUHAN DAN PENYEBARAN OPERASI MULTINASIONAL
Sudah merupakan hal yang umum diketahui masyarakat bahwa globalisasi merupakan suatu proses yang mampu membuat biasnya batas wilayah suatu negara dengan negara lain. Walaupun banyak definisi yang masih belum pasti karena tingginya tingkat kompleksitas istilah tersebut, namun kehadiran globalisasi tidak dapat terelakkan.
Pada mulanya, perdagangan hanya berjalan secara domestik guna memajukan perekonomian nasional masing-masing negara. Namun adanya globalisasi menawarkan solusi baru yang mampu memunculkan perdagangan lintas wilayah, salah satunya melalui Multinational Corporation (MNC) atau biasa dikenal dengan perusahaan multinasional. Dalam perkembangannya, MNC memberikan berbagai manfaat guna memajukan perekonomian internasional. Hal tersebut kemudian menjadikan MNC sebagai agensi yang sangat berpengaruh dalam perkembangan Ekonomi Politik Internasional.
Salvatore dalam buku ‘Ekonomi Internasional’ menjelaskan bahwa MNC merupakan badan usaha yang memiliki, mengendalikan, dan atau mengelola fasilitas-fasilitas produksi yang tersebar disejumlah negara. Melalui definisi tersebut dapat dilihat bahwa MNC merupakan suatu perusahaan dengan skala internasional dengan pendapatan besar yang memiliki wilayah operasi lebih dari satu negara. Lebih lanjut, MNC tercatat mampu menguasai lebih dari 20% output dunia dengan nilai transaksi perdagangan mencapai 25% dari keseluruhan transaksi perdagangan manufaktur dunia.
Terdapat beberapa alasan mengapa MNC memiliki pengaruh yang besar dalam perkembangan EPI, yakni semakin majunya teknologi informasi di host industry, banyaknya industri yang memanfaatkan sains dalam memajukan perusahaannya, bermunculan industry baru yang menyebabkan adanya eksplorasi sumber daya alam untuk mendapatkan bahan mentah (raw materials), kemajuan transportasi sebagai integrasi baru pasar global, dan yang terakhir adanya peran negara dalam menstimulasi pertumbuhan perusahaan-perusahaan skala global (Magdoff, 1987:167).
Pasca abad 19 perusahaan di dunia tertarik untuk melakukan investasi luar negeri (foreign investment). Selain sebagai perluasan strategi pemasaran, juga dapat digunakan sebagai penyebaran pengaruh kekuatan yang dapat menguntungkan pertumbuhan perusahaan itu sendiri. Seperti yang telah dijelaskan di paragraf sebelumnya, bahwa MNC merupakan bentuk evolusi yang logis dari perusahaan kapitalis. Oleh sebab itu, biasanya MNC diidentikkan dengan negara-negara kapitalis, seperti Amerika Serikat. Hal tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti adanya sistem ekonomi Bretton Woods System yang membuat para pihak swasta di Amerika Serikat mulai merambah dunia bisnis, kekuatan Amerika Serikat sebagai negara hegemoni, pertumbuhan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dengan pesat mampu diaplikasikan oleh Amerika Serikat, serta kemampuannya untuk menjamin distribusi MNC di Amerika Serikat, mampu membuat perusahaan MNC menjadikan AS sebagai pemilik modal kapital yang besar di perusahaannya (Magdoff, 1978:171).
Pasca Perang Dunia II, MNC mampu membuktikan eksistensi dirinya melalui kemajuan industri perusahaannnya (Magdoff, 1978:170). Ditengah genggaman kapitalis, MNC terus melaju pesat dengan tujuan maksimalisasi profit. MNC sebagai bentuk investasi dalam tingkat internasional, mencoba memainkan peranannya di tiap-tiap negara yang kenyataannya mampu menarik minat negara-negara kapitalis di dunia untuk memainkan peran di dalamnya.
Pangsa pasar tiap-tiap negara dibuka selebar-lebarnya untuk memajukan jalur perdagangan internasional dan memberikan kesempatan para MNC untuk turut berperan dalam ekonomi politik internasional. Beberapa MNC bahkan dikenal memiliki nilai tersendiri bagi suatu negara, seperti halnya Volkswaygen yang berasal dari Jerman dan Toyota yang berasal dari Jepang. Kedua perusahaan otomotif raksasa tersebut bahkan mampu menunjukkan kredibilitasnya di pasar Amerika Serikat dengan persaingan yang sangat ketat. Dengan demikian semakin jelas terlihat bahwa MNC mampu menjangkau skala global dengan aktivitas produksi yang semakin meningkat.
MNC juga berhasil membuktikan pengaruhnya dalam perkembangan ekonomi internasional yang digunakan negara-negara kapitalis sebagai kekuatan dalam stabilitas negaranya. Kompetisi yang semakin ketat menjadikan celah persaingan semakin rumit di antara negara-negara kapitalis. Kompetisi tersebut tidak hanya terjadi diantara MNC itu sendiri, melainkan juga melibatkan nation-state. Dalam hal ini, MNC dituntut untuk mampu menguasai lingkungan nation-state agar perusahaannya dapat diterima dengan baik oleh masyarakat sekitar. Dengan stabilnya politik dan ekonomi di suatu negara maka akan memudahkan operasi suatu MNC dalam meraup keuntungan maksimal (Magdoff, 1978:180).
Namun dibalik berbagai dampak positif yang dihasilkan oleh keberadaan MNC, disisi lain terdapat pula dugaan akan dampak negatif oleh adanya MNC, seperti halnya berkurangnya kedaulatan nation state. Kekuatan ekonomi dan politik yang dimiliki oleh MNC tersebut dapat dengan mudah mempengaruhi keputusan negara dalam mengambil kebijakan-kebijakan publik. Spekulasi lain muncul dengan adanya kemampuan lobi para birokrat untuk memenuhi tujuan utama perusahaan tersebut melalui penciptaan undang-undang. Dengan demikian, berbagai peraturan perundangan di suatu negara juga dapat dikatakan tergantung dari eksistensi MNC. Namun bagaimanapun perlu ditegaskan kembali bahwa orientasi utama MNC tetap berada pada maksimalisasi profit. Oleh sebab itu, melalui berbagai bentuk negosiasi dan kerjasama yang dilakukannya, orientasinya tetaplah untuk memajukan perusahaannya sendiri. Hal tersebut dapat dilihat sebagai bentuk sifat dasar lingkungan sistem ekonomi internasional yang kapitalis (Magdoff, 1978:188).
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa perusahaan multinasional hadir karena globalisasi yang menyebabkan biasnya batas wilayah tiap negara. Walaupun bukan dalam arti yang harfiah, namun bagaimanapun, batas-batas tersebut seolah tak terlihat dengan berbagai aktivitas perdagangan internasional yang marak terjadi. Dalam beberapa hal, MNC menciptakan peluang yang besar dalam usaha perbaikan kesejahteraan bangsa. Namun dengan orientasi maksimalisasi profit yang ada, menjadikan kehadiran MNC juga tidak lantas serta merta diberikan kebebasan untuk masuk ke sendi-sendi perekonomian tiap negara.
Berbagai transfer teknologi dan informasi nyatanya mampu membantu masyarakat untuk menjadi lebih baik, namun juga tantangan lain muncul dengan melemahnya keadulatan nation-state. Peran negara dalam ekonomi politik internasional tidak lagi bersifat tunggal, namun juga dipengaruhi oleh kekuatan MNC. Berbagai peraturan perundangan juga diciptakan guna mengatur eksistensi MNC di suatu negara. Oleh sebab itu akan lebih baik apabila kekuatan MNC di suatu negara tidak jauh lebih besar terhadap kekuatan pemerintah itu sendiri.
Bisnis internasional secara tradisional terkait dengan perdangan luar negeri. Kegiatan ini yang berakar dari masa lampau, akan terus berlanjut. Isu akuntansi utama yang berhubungan dengan kegiatan ekspor dan impor adalah akuntansi untuk transaksi mata uang asing. Bisnis internasional saat ini semakin berhubungan dengan investasi asing langsung, yang meliputi pendirian sistem manufaktur atau distribusi dari luar negeri dengan membentuk afiliasi yang dimilki seutuhnya, usaha patungan atau aliansi strategis.
Operasi yang dilaksanakan diluar negeri membuat manajer keuangan dan akuntan menghadapi resiko berupa semua jenis masalah yang tidak mreka hadapi ketika operasi perusahaan dilaksanakan didalam wilayah suatu negara. Prinsip pelaporan keuangan nasional dapat berbeda secara signifikan dari suatu negara ke negara lain karena prinsip-prinsip akuntansi tersebut dibentuk oleh lingkungan sosial ekonomi yang berbeda. Selain itu terdapat pilihan kurs nilai tukar yang digunakan untuk mengkonversi akun-akun luar negri ke dalam suatu mata uang pelaporan.
Manajer keuangan dan akuntan juga harus memahami pengaruh kompleksitas lingkungan pengukuran akuntansi suatu perusahaan multinasional, memahami pengaruh nilai tukar dan tinkat inflasi merupakan hal penting, memilki pengetahuan mengenai hukum pajak dan nilai mata uang untuk usaha yang beroperasi dilebih suatu negara.






DAFTAR PUSTAKA
Frederick D.S. Choi, dan Gary K. Meek, International Accounting, Jakarta: Salemba Empat,2005.
emmy.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/17734/bab+1.ppt
http://nayli0232.blogspot.com/2012/01/resume-bab-i-bab-ii-akuntansi.html
https://claudiapaskah.wordpress.com/2013/04/13/bab-i-pendahuluan-akuntansi-internasional/
https://masyari91.wordpress.com/2012/03/16/sejarah-atau-perkembangan-akuntansi-internasional/
http://akuntansiinternasional.blogspot.com/2010/12/akuntansi-internasional.html
http://rena-y-a-fisip09.web.unair.ac.id/artikel_detail-48998-Umum-Perusahaan%20Multinasional%20sebagai%20Agensi%20dalam%20Ekonomi%20Politik%20Internasional%20%28EPI%29.html
http://citraayuananda.blogspot.com/2014/04/akuntansi-internasional-pendahuluan.html
https://agrma.wordpress.com/2014/04/18/akuntansi-internasional-standar-akuntansi-negara-jepang-dan-8-faktor-yang-mempengaruhi-perkembangan-akuntansi-internasional/


Kamis, 05 Juni 2014

Something We Can and Can’t Do or Should and Shouldn’t

 Something We Can and Can’t Do or Should and Shouldn’t

1.      Library
·         You can read a book
·         You aren’t allowed to bring food and drink
·         You should bring your task
·         You aren’t supposed to make noisy

2.      Museum
·         You are permitted to look the antique furniture
·         You can’t break down the antique statue
·         You are expected to came with your family
·         You shouldn’t lost your teacher

3.      Restaurant
·         You can take a picture of food
·         You aren’t allowed to bring your pet
·         You should bring your money
·         You aren’t supposed to running inside the restaurant

4.      Tram
·         You are permitted to buy something in tram
·         You can’t sit down in front of door
·         You are expected to keep silent
·         You shouldn’t lost your ticket

5.      Park
·         You can sit down in chair
·         You aren’t allowed to keep off in grass
·         You should bring your bicycle
·         You aren’t supposed to put off rubbish

Articles

In the following sentences supply the articles (a, an or the) if they are necessary. If no article is necessary, write Ø.
1.       Jason’s father bought him a bicycle that he had wanted for his birthday.
2.       The Statue of Liberty was a gift of friendship from Ø France to The United States.
3.       Rita is studying an English and Ø math this semester.
4.       Please give me a cup of Ø coffee with Ø cream and Ø sugar.
5.       When you go to the store, please buy a bottle of Ø chocolate milk and Ø dozen oranges.
6.       John and Mercy went to Ø school yesterday and then studied in a library before returning home.
7.       What did you eat for Ø breakfast this morning ?
8.       While we were in Ø Alaska, we saw an Eskimo village.
9.       On our trip to Ø Spain, we crossed The Atlantic Ocean.
10.   Phil cannot go to Ø movies tonight because he has to write an essay.

Fill in the blanks with the appropriate form of other.
1.     This pen isn’t working. Please give me another
2.     If you’re still thirsty, I’ll make another pot of coffee.
3.    This dictionary has a page missing. Please give me another
4.    He doesn’t need those books. He needs the others
5.    There are thirty people in the room. Twenty are from Latin America and the others are from others countries.
6.    Six people are in the store. Two were buying meat. Others was looking at magazines. Others was eating a candy bar. The others were walking around looking for more food.
7.    This glass of milk is sour. Another glass of milk is sour too.
8.    The army was practicing its drills. One group was doing artillery practice. Another was marching; another was at attention; and the other was practicing combat tactics.
9.     There are seven students from Japan. Others are from Iran, and the others are from others places.
10. We looked at cars today. The first two we far too expensive, but the other ones were reasonably priced.

Selasa, 18 Maret 2014

Personal Describtion

Hai, let me introduce myself, my name is Iqra Nur Rizky Anggawiria, but you can call me Iqra.  I lived in Kranggan Permai, Kasuari Raya Street AS 1 no 6, Bekasi. My father is a navy and my mother is just a housewife. I have two brothers. The older one is a dentist, the younger one is a college student at Paramadina University, he is majoring International Relation. I am studying in Gunadarma University majoring Accounting. My hobby is studying, reading some books and listening to music. I want to become a leader in the future such as leader of my family. I have plan to do in short time, I want to continue my study to master of Accountant.

Kamis, 06 Februari 2014

MEMBUAT PARAGRAF DRAFT KARANGAN ILMIAH


Pengaruh Ekstrakurikuler Paduan Suara Terhadap Nilai Seni Musik kelas X Di SMA Nasional I Bekasi

Setiap sekolah memiliki ekstrakurikuler yang beragam seperti Futsal, Basket, Paskibra, Paduan Suara, dll.  Dalam tulisan ini penulis ingin menguji adakah pengaruh ekstrakurikuler Paduan Suara terhadap nilai seni musik kelas X di SMA Nasional I Bekasi.  Metode yang digunakan dalam karya tulis ini adalah membandingkan nilai siswa kelas X yang mengikuti ekstrakurikuler Paduan Suara dan siswa yang tidak mengikuti ekstrakurikuler Paduan Suara terhadap nilai seni musik di SMA Nasional I Bekasi.

MEMPERBAIKI DRAFT KARANGAN ILMIAH


BAB I PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
       Setiap sekolah memiliki ekstrakurikuler yang beragam seperti Futsal, Basket, Paskibra, Paduan Suara, dan lain-lain.  Beberapa ekstrakurikuler ada yang berhubungan dengan pelajaran di sekolah, Salah satunya adalah paduan suara.
1.2 Batasan Masalah
      Siswa kelas X yang mengikuti dan yang tidak mengikuti ekstrakurikuler paduan suara.

1.3 Rumusan Masalah
      Pengaruh ekstrakurikuler paduan suara terhadap nilai seni musik kelas X di SMA Nasional I

1.4 Tujuan Penelitian
      Untuk mengetahui pengaruh ekstrakurikuler paduan suara terhadap nilai seni musik

 1.5 Metode Penelitian
       Penelitian Kausal-Komparatif
                    

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengaruh ekstrakurikuler paduan suara terhadap nilai seni musik

      Beberapa siswa yang mengikuti paduan suara biasanya mendapatkan nilai baik dalam pelajaran seni musik, mereka yang memiliki keahlian dalam bernyanyi ini akan sering tampil dalam berbagai acara dan membawa nama baik sekolah, diduga ada pengaruh terhadap nilai seni musiknya dibanding siswa yang tidak mengikuti ekstrakurikuler paduan suara.
           

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan
            Adanya pengaruh nilai seni musik yang baik oleh siswa yang mengikuti ekstrakurikuler paduan suara, namun tidak sedikit juga siswa yang tidak mengikuti ekstrakurikuler paduan suara mendapatkan nilai yang baik.

3.2 Daftar pusaka